Kawakibul Fushoha

Dengan Mengkaji Abi Syuja’ Hidup Menjadi Mulia

Indo,Kegiatan

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له, ومن يضلل فلا هادي له, وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

{يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ } [ آل عمران : ١٠٢] { يَٰٓأَيُّهَا
ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ
ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا} [ النساء : ١] {يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن
يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا} [الأحزب : ٧٠٧١}. أما
بعد.

Alhamdulillah menjadi kalimat paling utama atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada seluruh makhluk-Nya. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada panutan manusia seluruh alam, membawa cahaya terang benderang menumpaskan kegelapan, Rasulullah SAW.

Ilmu yang benar-benar mendalam termasuk di antara ibadah yang paling afdhal, terlebih lagi ilmu yang berhubungan dengan aktifitas dalam menjalankan suatu kewajiban sebagai seorang hamba yang berstatus mukallaf. Allah telah menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber dari segala sumber hukum, dan mendatangkan Rasul sebagai utusan untuk menyampaikan risalah-Nya. Sama hal nya Al-Qur’an, begitu juga tentang hadis yang menjadi dasar hukum kedua setelah Al-Qur’an sangat cukup dijadikan tuntunan hidup sebagai pemilik gelar mukallaf.

Melalui perantara Al-Quran Allah menyampaikan perintah tentang taharah, sholat, zakat, puasa dll. Melalui perantara hadis Rasul menjelaskan bagaimana rangkaiannya, dan melalui perantara ilmu fiqh para Mujtahid dan fuqaha menjelaskannya hingga sampailah kepada kita. Terbuktilah perkataan Syekh Dr. Syarofuddin dalam penjelasan singkat muqoddimah dars kitab Fathul Qarib Al Mujib syarh matan ghayah at taqrib bahwasannya ilmu itu saling berkaitan satu sama lain. Ilmu Al-Qur’an, ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu fiqh dan sebagainya.

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, kita tidak akan pernah lepas bermuamalah dengan ilmu fiqh, karena sifat yang aplikatif tentang cara beribadah, baik ibadah langsung kepada Allah maupun ibadah yang berhubungan dengan sesama manusia. Ilmu fiqh diperlukan karena didalamnya membahas pelbagai cara interaksi yang benar terhadap wahyu, baik Al Qur’an maupun hadis.

“Kita tidak akan pernah lepas bermuamalah dengan ilmu fiqh, karena sifat yang aplikatif tentang cara beribadah, baik ibadah langsung kepada Allah maupun ibadah yang berhubungan dengan sesama manusia.”

Alhamdulillah Allah memberikan kesempatan kepada kami, tolabah Kawakibul Fushoha dibawah naungan Syekh Dr. Syarofuddin Al Azhary untuk bermulazamah dengan beliau dalam mendalami kitab Fathul Qarib Al Mujib syarh matan ghayah at taqrib yang dimulai sejak tanggal 6 Februari 2024. Syukur tak terkira Allah izinkan kami untuk ikut serta dalam kegiatan daurah menghafal matan ghayah at taqrib, sehingga memiliki pengaruh yang besar dalam menyelami pembahasan di dalamnya. Namun perlu saya sampaikan bahwasannya tidak semua peserta yang ikut serta telah menghafal matan tersebut, sehingga beberapa dari kami yang belum menghafal diwajibkan untuk menyetorkan hafalan matannya, dan selainnya me-murojaah sesama peserta yang sudah menghafalkannya. Inilah salah satu manhaj yang diterapkan di kawakib, tidak hanya sekedar belajar, tidak hanya sekedar menghafal. Tetapi mereka menggabungkan keduanya.

Selain bergelut dalam matannya, ilmu ini berkaitan dengan hadis Rasulullah Saw. Alhamdulillah kesekian kalinya Allah berikan kesempatan kepada beberapa orang diantara kami untuk menghafal hadis umdatul ahkam, Dimana hadis tersebut merupakan dasar dari dars yang kita pelajari. Tak jarang ketika syekh menjelaskan tentang suatu ibadah bertanya kepada tolabah-nya tentang hadis dari ibadah tersebut. Sehingga dalam majlis tak hanya mendengarkan, tapi beliau juga melatih kita untuk bisa mendatangkan dalil yang terdapat di matan umdatul ahkam, Al Qur’an dan juga beberapa matan yang berkaitan tentang ibadah tersebut sehingga majlis terasa hidup. Sudut belakang melanjutkan hadis yang beliau ucapkan, sudut depan kiri melanjutkan Al Qur’an, sudut kanan depan membandingkan dengan penjelasan di kitab lain bagian tengah melanjutkan matan dan lain sebagainya. 

Selain berpacu dan berdasar pada kitab Fathul Qarib Al Mujib syarh matan ghayah at taqrib, kami juga berpacu pada kitab Al iqna’ karangan syekh Syamsuddin Muhammad. Jika pembahasan di kitab pertama terlalu ringkas, maka kami masuk pada kitab tersebut. Sehingga pembahasannya bisa difahami dengan jelas dan detail.

 Kesekian pada saat itu, Allah datangkan syekh, sehingga Allah memberikan kesempatan kepada kami untuk dipertemukan dan bisa bermulazamah dengan beliau. Semoga dengan mempelajari kitab ini menjadi awal yang baik dalam meniti jalan keilmuan dan semoga segala bentuk ijtihad menghadapi rintangan keistiqomahan dalam belajar mendapat ridho allah swt. Serta Allah menganugerahkan futuh-nya sebagaimana futuh orang arif dalam mengarungi samudera ilmuNya. Tak lupa kami haturkan beribu terima kasih serta ta’dzim kepada syeikh al-Fadhil Duktur Syarofuddin al-Azhary yang telah membimbing, mendidik, serta mengajarkan kami dalam bingkai keikhlasan. Semoga kelak kami dapat melanjutkan perjuangan jalan ilmu yang telah beliau bina dalam diri kami.

Ditulis oleh: Lailia Nurus Sa’adah

Tags :
Share This :

Recent Posts

Punya Pertanyaan Tentang Kawakib?

Hubungi admin di sini: