- Cairo, Egypt
Secara implisit Allah telah memberikan nikmat kepada saya sehingga bisa bergabung bersama para ahli qur’an. Manakala belajar untuk mencintai al-qur’an, mulai dari menghafalnya sampai bagaimana bisa menghadirkan al-qur’an di setiap langkah kehidupan.
Namanya proses tak selalu berjalan elok, kadang perlu menghadapi deras-nya angin semesta dalam menghadapi kacamata takdir. Seperti berada di titik futur, dan dalam keadaan menyerah untuk menghafal ayat-ayat tuhan yang maha indah. Lain daripada hal itu, saya meminta izin kepada Syekh untuk berhenti menghafal kitab suci al-qur’an. Walaupun alasan saya berhenti karena padatnya kegiatan yang dirancang sendiri pada setiap harinya.
Pada akhirnya Syekh-pun tidak memberikan izin, justru beliau memberikan nasehat dan motivasi, supaya bisa menyelesaikan hafalan al-Qur’an, dimana harus melalui proses yang sangat panjang. Bahkan salah satu nasehat yang saya ingat sekali bahwa; al-Qur’an itu membutuhkan waktu khusus, tempat khusus, hati khusus, dan perhatian khusus dalam menghafalnya. Dalam artian, kita akan sampai pada tujuan dan harapan kita, jika fokus dan perhatian yang kita beri lebih dari memberikan fokus itu sendiri.
“Bahkan salah satu nasehat yang saya ingat sekali bahwa; al-Qur’an itu membutuhkan waktu khusus, tempat khusus, hati khusus, dan perhatian khusus dalam menghafalnya.”
Alih-alih pada saat di penghujung juz 29, saya sedikit melihat ke belakag yang telah dilalui, dimana sudah jauh sekali kaki ini menapak. Kemudian saya mencoba mengulang kembali rekam suara dan dorongan semangat dari Syekh, keluarga di rumah, teman angkatan, teman di Kawakib, dan masih banyak lagi yang belum disebut. Dan tidak terasa sebentar lagi saya akan sampai akhir juz dari kalamullah.
Kemudian pada puncaknya menuju acara khotmul qur’an, banyak sekali drama dan kejadian yang tidak dinginkan dan diharapkan, dimana mengambil waktu di malam nisfyu sya’ban, diundur Kembali pada minggu depan. Namun, skenario Allah sangat indah. Dan alhamdulilallah, atas ridho Allah, khotmul qur’an terlaksana pada jum’at 23 februari 2024 yang bertepatan pada kalender islam 13 sya’ban 1445 H.
Dari proses ini, saya banyak mendapatkan ibrah dan Pelajaran yang amat sangat berharga, diantaranya; bahwa hidup kita ini hanya sebentar, maka kita-lah yang menentukan bagaimana langkah kita ke-depan. Mungkin menentukan saja mudah, namun jika di dalamnya tidak ada usaha atau rasa percaya diri, maka tidak akan pernah sampai tujuan.
Bagaiman mungkin kita bisa sampai kepada apa yang kita inginkan, jika kita sendiri meragukan kemampuan diri kita? Dan bagaimana mungkin kita hanya mengandalkan diri kita, sedangkan kita berburuk sangka kepada skenario Allah.
Sekali lagi saya ucap syukur dan rasa berterima kasih kepada Allah, Ia berhak menyandangnya. Dan demikian telah memberikan kesaksian atas perjuangan selama ini. Kemudian saya ucapkan rasa terima kasih kembali pada guru kita Syekh Syarofuddin al-Azhari, orang tua, mbak Fatma, adek Izza, adek Aad, keluarga di Kawakib, keluarga Showatul Mulhinin, keluarga al-Quds, teman satu kamar, ustaz Hafidz, keluarga Inspiring, guru-guru, dan masih banyak lagi.
Mohon doa-nya semoga Allah memberikan ke-istiqomahan kepada saya dalam mengabdi di kitab suci al-Qur’an dan melakukan aktifitas positif yang kelak akan bermanfaat bagi nusa, bangsa, agama, dunia dan akhirat. Amiin.
Penulis; Cut Khoirotun an-Nisa
Hubungi admin di sini: