Kawakibul Fushoha

Menjemput Al-Qur’an di “Kampung Halaman”

Indo,Kegiatan

Pertama-tama, dengan tulus kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Syaikh Syarofuddin Al-Azhari -semoga Allah merahmati beliau- yang terus membimbing kami sebagai penuntut ilmu hingga saat ini. Sebuah kesempatan emas datang tatkala tamu mulia tiba, yaitu bulan Ramadan yang mana Al-Qur’an pertama kali diturunkan, juga bulan saat makalah ini pertama ditulis untuk berinteraksi lebih dari biasanya. Sebab bulan Ramadan ini menjadi mulia karena Al-Qur’an diturunkan di dalamnya, bukan sebaliknya karena bulan ini mulia, maka Al-Qur’an diturunkan.

Kami sudah terbiasa dengan didikan Syaikh Syarofuddin Al-Azhari yang begitu membara terhadap hal-hal positif. Terutama yang berkaitan dengan keilmuan dan peningkatan kapabilitas muridnya. Sehingga semangat kami tak pernah padam tatkala diguyur dauroh Al-Qur’an dari awal hingga pertengahan bulan bulan Ramadhan. Namun sebaliknya, rasa semangat kami semakin subur sehingga kami berkeinginan menyalakan dan memanfaatkan momentum 10 hari terakhir di bulan Ramadan yang tentu sudah kita semua ketahui istimewanya.

Saat itu, kawan kami; ustadzah Aqiela, ustadzah Aushaf, ustadzah Lailia, ustadzah Malihah, dan ustadzah Wira mencetuskan hal ini dengan semangat yang tinggi sebagai program ruasa. lalu rasa cinta kami terhadap alquran menjadi sebuah alasan untuk saling bahu-membahu mengadakan “majlis sima’ Al-Qur’an Al-Karim

kaamilan bil ghaib lil kawakibiyyat” pada Syahrul Qur’an kali ini. Maka atas izin Allah SWT dan arahan dari Syaikh Syarofuddin Al-Azhari, serta perjuangan panitia dan partisipasi dari 30 rekan-rekan mukim dan non-mukim Kawakibul Fushoha serta Daar Qof, acara tersebut berhasil digelar selama dua hari pada tanggal 3-4 April 2024 atau 24-25 Ramadan 1445 H dalam kalender Hijriah di salah satu maqor kami, rumah Ummu Ammar.

“Rasa semangat kami semakin subur sehingga kami berkeinginan menyalakan dan memanfaatkan momentum 10 hari terakhir di bulan Ramadan yang tentu sudah kita semua ketahui istimewanya.”

Berbicara tentang ini, tentunya merupakan sejarah baru yang akhirnya kami toreh dengan tangan sendiri. Mengingat kami melakukannya atas kemauan sendiri, maka tentu akan memunculkan rasa bangga yang terasa berbeda. Walaupun begitu, cemas selalu ada di awal. Mempercayakan hafalan untuk ditunjukkan menggunakan mikrofon pastinya tak sama dari setoran yang biasa dilakukan sehari-hari. Bagaimana jika tidak lancar? Satu juz? Bisakah kami?. Kami semua pasti berbeda-beda dalam hal kelancaran dan kekuatan hafalan seperti yang sudah khatam. Beberapa di antara kami ada yang belum merampungkan 30 juz hafalannya, namun dengan berani mengikutsertakan diri dan berbaur dengan haafidzaat.  Tanpa sadar, adanya ini membuat setiap pribadi maju satu langkah lebih akrab bersama Al-Qur’an, juga membenamkan berbagai kesan dalam perjalanan menghafal Al-Qur’an. Dan bahkan sempat terdengar diantara kami ada yang kecanduan memperdengarkan hafalan nya setelah merasa percaya diri dan berhasil dalam acara majlis sima ini.

Maka sejalan pula dengan tutur Syaikh Syarofuddin Al-Azhari di mana beliau menegaskan, “العلم تكرار وأسرار. فكلما تكرر, تقرر.” ((Ilmu (pada hakikatnya) adalah pengulangan dan (penuh) rahasia. Maka ketika (ilmu) itu terulang, ia menjadi kukuh.)) dan ungkapan yang berbunyi, “.إنما العلم بالمراجعة” (Ilmu itu hakikatnya dengan mengulang-ulang.) “وفي الإعادة إفادة.” (Pada pengulangan pasti

menemukan faedah.)

Masya Allah… Nikmat mana yang bisa didustakan? Karena tanpa adanya Kawakibul Fushoha, barangkali kesempatan mendapatkan lingkungan baik untuk menghafal secara konsisten hanyalah angan terpendam saja. Melalui pengalaman baru, asa dan harapan sangat terbuka lebar bagi kami semua untuk terus mendekap hafalan lebih erat sebagaimana perintah dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Peliharalah Al-Qur’an ini. Demi Zat yang nyawa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh Al-Qur’an lebih mudah lepas daripada unta lepas dari ikatannya.” (Riwayat Bukhari & Muslim)

Sebagai penutup, kami memohon do’a untuk setiap pribadi juga pembaca sekalian agar Allah terus menumbuhkan rasa cinta pada Al-Qur’an dan menjadikan Al-Qur’an sebagai penyelamat kita di dunia dan akhirat. Aamiin.

 

Ditulis oleh: Indi Nurus Salma

Tags :
Share This :

Recent Posts

Punya Pertanyaan Tentang Kawakib?

Hubungi admin di sini: